Polisi Yang Berani Menangkap Penjahat Di China Di Indonesia

Jangan biarkan emosi ikut terlibat saat bekerja

Umumnya petugas kepolisian tidak diperbolehkan untuk menyelidiki kasus yang melibatkan anggota keluarganya sendiri. Kenapa? Hal tersebut ditakutkan akan mepengaruhi objektivitas dan integritas penyelidikan. Karena saat menyelidiki anggota keluarga sendiri, tentunya emosi dan perasaan akan ikut terlibat.

Selain itu jika pada kasus orang asing, polisi dilarang baper agar keadilan semakin tegak. Beberapa kali Yeong Han dan teman-temannya memang kerap terbawa emosi saat terjun ke lapangan, entah itu emosi kasihan ataupun amarah yang membara. Namun, mereka segera interopeksi diri dan mengesampingkan segala emosi yang ada agar dapat menangkap penjahat dengan cepat.

Tidak memandang bulu saat menangkap penjahat

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Yeong Hwan dan tim unit 1 memiliki prinsip yang sama, yakni orang yang salah tetap harus dihukum, meski dia adalah anak pejabat sekalipun. Namun, ada pengecualian bagi Yeong Hwan, dimana orang yang miskin dengan kejahatan kecil akan diampuni. Seperti para pengemis yang telah mengacaukan pasar. Mereka diampuni dan malah dijadikan sekutu.

Yeong Hwan berpikir bahwa mereka itu rakyat yang tidak punya apa-apa. Mereka mengambil beberapa makanan untuk menyambung hidup. Makanya dibiarkan lepas. Namun, tidak dengan para pejabat yang jahat. Buktinya saja, mereka berhasil menangkap Viper yang merupakan anak dari buah orang yang cukup berpengaruh.

Tidak boleh terlena dengan sogokan demi membebaskan penjahat yang sudah tertangkap

Tidak dapat dimungkiri, bahwa banyak penjahat yang kaya raya atau punya koneksi dengan pejabat agar bisa bebas dengan gampang. Buktinya seperti Na Goon Su (Kim Hyung Muk) yang merupakan pelaku penipuan investasi saham. Dia berhasil bebas karena merupakan keponakan dari pemilik 3 perusahaan besar. Betapa curangnya hidup!

Padahal dirinya juga sudah terbukti atas keterlibatan kasus pembunuhan pengacara dan jaksa. Namun, lagi-lagi karena kekayaannya, ia terbebas melalui koneksi direktur kepolisian.

Sedangkan detektif Yu sebagai ketua unit 1 tidak pernah mau menerima sogokan untuk membebaskan para penjahat. Makanya jika sudah ditangkap oleh unit 1, penjahat dari kalangan manapun tidak akan bisa lolos.

Tips menangkap para penjahat yang dilakukan oleh para anggota polisi di unit 1 Chief Detective 1958 memang terlihat mudah dan gampang. Namun, sayangnya banyak polisi yang tidak bisa mengaplikasikannya. Kalau sampai tips itu dipakai, dijamin masa itu tidak akan banyak kriminal yang merajalela, bahkan para pencuri sapi sekalipun.

Baca Juga: 5 Trik Ampuh Park Yeong Han Lawan Kriminal di Chief Detective 1958

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Atur strategi yang matang sebelum beraksi

Strategi memang hal yang sangat penting untuk setiap tindakan. Dengan adanya strategi yang matang, berbagai kejadian tak terduga bisa diantisipasi. Jangan lupa untuk membuat tidak hanya satu opsi strategi saja, petugas lapangan harus memiliki setidaknya plan B saat menangkap penjahat.

Contohnya adalah saat Yeong Han dengan kemarahannya tiba-tiba melabrak Viper (Kang In Kwon) yang telah membunuh Sung Chil (Uhm Jung Gi). Padahal sudah banyak bukti yang mengarah padanya, tapi karena Yeong Han dan kawan-kawan datang dengan marah, Viper pun bisa bebas berkat koneksinya dengan orang dalam kepolisian.

Lain hari saat Seo Ho Jeong (Yoon Hyun Soo), salah satu anggota kepolisian unit 1 telah menyusun beberapa strategi untuk menangkap pimpinan gengster itu, mereka akhirnya berhasil menjebloskannya ke penjara. Itulah pentingnya strategi dalam mengambil langkah.

Tiga Polisi Paling Ditakuti di Indonesia, Berani Lakukan Hal Mengejutkan untuk Tangkap Penjahat

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -  Sebagai lembaga hukum yang bertugas memelihara keamanan, polisi kerap berhadapan dengan pelaku kejahatan.

Oleh karena itu, polisi juga dilengkapi dengan teknik kemampuan mumpuni agar bisa membongkar kejahatan.

Nah, bagi kalangan pengguna media sosial (medsos), mayoritasnya pasti mengenal dengan sosok polisi yang pernah viral di medsos.

Ketiga sosok polisi yang memiliki gaya khas ini yakni Katim Heri Gondrong, Jacklyn Choppers atau Bang Jack, dan juga Aiptu Titok.

Prestasi yang mereka raih membuat mereka banyak disegani oleh masyarakat dan ditakuti oleh para penjahat.

Berbagai cara yang mereka lakukan untuk menangkap penjahat bisa dinilai sangan luar biasa.

Seperti, Polisi Heri Gondrong, yang menyamar menjadi seorang ibu-ibu untuk menangkap pencopet di Pasar 16 Ilir Palembang.

Kemudian ada Polisi Jacklyn Choppers atau Bang Jack, yang menyamar untuk menangkap preman yang berkedok menjadi Security.

Lalu ada Aiptu Titok, Di balik badan gemuknya, dia lincah saat menangkap seorang penjahat. Sudah tak terhitung kasus-kasus kriminal yang dia ungkap. Mulai dari pencurian, penganiayaan, perampokan, begal, hingga pembunuhan.

Siapa sih sebenarnya mereka?

Berikut Profil Ketiga sosok polisi yang memiliki gaya khas tersendiri untuk menangkap seorang penjahat, dirangkum Sripoku.com dari berbagai sumber.

• Katim Heri Gondrong Jatanras Polda Sumsel, Sosok di Balik Penangkapan Pemerkosa Bidan YL

1. Heri Gondrong, tugas di Satuan Jatanras Polda Sumsel

- Polisi di provinsi Henan, China, menggunakan kacamata khusus dengan software pengenal wajah untuk membantu mencari penjahat yang melintas di stasiun kereta saat liburan Tahun Baru Imlek.

Para personil kepolisian itu berada di stasiun kereta cepat Zhengzhou East, Henan, sambil mengenakan kacamata cerdas di awal periode “chunyun” tersebut. Chunyun berarti “transportasi musim semi” yang merujuk pada periode mudik tahunan di China saat warga kembali ke kampung halaman untuk merayakan tahun baru bersama keluarga.

Hingga Selasa (6/2), polisi dapat mengidentifikasi tujuh buronan terkait kasus tabrak lari dan perdagangan manusia, serta 26 kasus identitas palsu dengan kacamata canggih itu. “Semua penjahat yang ditangkap itu teridentifikasi di empat pintu masuk stasiun kereta,” ungkap laporan website kereta China,

Kacamata canggih itu didesain untuk digunakan polisi dan terkait dengan perangkat tablet. Setelah memindai wajah penumpang yang datang ke stasiun, perangkat itu mengaktifkan software untuk mencocokkan wajah di database, dan menyamakan dengan wajah para tersangka.

Cara ini terbukti efektif bagi kepolisian untuk menangkap para tersangka atau buronan kasus kejahatan. Tampaknya stasiun kereta itu menjadi uji coba awal kepolisian untuk mengetahui efektivitas teknologi canggih tersebut.

Sekitar 70.000 hingga 120.000 orang menggunakan stasiun ekreta itu setiap hari. Kehadiran teknologi itu dapat memudahkan para personil polisi mengenali para penjahat atau tersangka kejahatan di antara warga biasa yang berlalu lalang di tempat publik. Keberhasilan uji coba di stasiun itu tampaknya akan diterapkan di lokasi lain di China.

China saat ini sedang membangun sistem pengenalan wajah paling hebat di dunia yang mampu mengidentifikasi siapa pun dari 1,3 miliar warganya hanya dalam tiga detik. Tujuan sistem ini untuk mencocokkan wajah seseorang dengan foto kartu identitas mereka dengan akurasi sekitar 90%.

Proyek ini diluncurkan oleh Kementerian Keamanan Publik China pada 2015, yang dibangun bersama perusahaan keamanan berbasis di Shanghai. “Sistem ini dapat dihubungkan dengan jaringan kamera pengawas dan akan menggunakan fasilitas cloud untuk terhubung dengan pusat data dan pusat pemprosesan yang didistribusikan di penjuru negeri,” ungkap sumber yang mengetahui rencana pemerintah China tersebut, dikutip

Penggunaan kacamata cerdas itu bagian dari upaya China memanfaatkan data pengenalan wajah tersebut. Seiring bertambahnya data yang dikumpulkan dalam pusat data pengenalan wajah, maka sistem ini akan semakin penting untuk berbagai tujuan.

Para peneliti menjelaskan, tidak jelas kapan sistem pengenalan wajah itu akan selesai, karena pengembangannya menghadapi banyak kendala karena keterbatasan teknis teknologi pengenalan wajah dan jumlah populasi yang sangat besar di China. Saat sistem itu selesai maka akan menjadi yang terbesar di dunia.

Extreme Job, film action komedi yang mengisahkan tentang tim narkoba dari kepolisian. Mereka terdiri dari lima orang yaitu Ryu Seong Ryong (captain Ko),  detektif Jang (Lee Honey), detektif Young Ho  (Lee Dong Hwi), detektif Ma Bong Pal (Jin Seon Kyu) dan detektif Jae Hoon (Gong Myung).

Mereka berlima tergabung dalam satu tim untuk menangkap jaringan narkoba di mana kapten Ko sebagai pemimpinnya. Suatu hari tim mereka melakukan kesalahan yang membuat mereka dimarahi oleh atasan. Saat sedang kalut, Kapten Ko diberi tahu oleh rekannya  yang baru saja dipromosikan jika ada bandar narkoba bernama Lee Moo Bae sedang berada di Korea.

Kapten Ko pun tertarik dan mengajak timnya untuk memulai pengintaian dan penyelidikan. Berhari-hari mereka mengintai namun tidak mendapatkan hasil apapun. Mereka bermarkas di kedai ayam goreng selama berhari-hari karena itu merupakan tempat yang aman. Namun suatu hari kedai ayam tersebut akan dijual sehingga mereka akan kehilangan tempat pengintaian.

Dengan segala tekad kuat akhirnya kapten Ko memutuskan untuk membeli tempat tersebut. Awalnya mereka tidak berniat untuk menjual ayam goreng seperti pemilik sebelumnya, karena mereka ingin fokus pada pengintaian. Namun untuk meyakinkan penyamaran mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk menjual ayam goreng. Dan  kemudian apa yang terjadi adalah hal yang tidak mereka duga sebelumnya.

Film aksi komedi yang menghibur dengan cerita yang ringan

Film ini sudah tayang 2019 lalu. Sebenarnya saya sudah sering melihat cuplikan film ini di instagram namun belum sempat menontonnya. Kemarin karena ada waktu jadi aku nyoba untuk nonton film ini yang menurut reviewnya sih bagus. Jadi saya cobalah untuk menontonnya. Dan ternyata memang bagus banget.

Selama menonton film ini saya banyak tertawa karena banyak adegan yang lucu dan saya tidak bisa menahan tawa. Lima orang dari tim kejahatan narkoba memang menghibur dengan gaya khas mereka. Mereka sering dipandang remeh oleh tim lain, namun mereka memilki  kemampuan yang tak terduga.

Aksi mereka yang melakukan pengintaian benar-benar mampu menghibur penonton. Mereka yang awalnya tidak ingin berjualan ayam goreng akhirnya memutuskan menjualnya dan ayam mereka berhasil memikat para pembeli. Ayam goreng mereka laris manis hingga mereka tidak sempat melakukan pengintain terhadap bandar narkoba Lee Mo Bae (Shin Ha Kyun).

Mereka tidak sempat melakukan pengintaian dengan benar karena harus melayani banyak pembeli. Mereka bahkan mendapatkan banyak uang dari hasil penjualan ayam goreng tersebut. Namun mereka tetap bersikeras untuk menangkap bandar narkoba tersebut.

Selama kurang lebih dua jam kita akan dihibur dengan aksi kelima orang dari tim kejahatan narkoba yang konyol dan lucu. Mereka dengan tingkah yang lucu berhasil menghibur penonton. Kapten Ko yang tegas dan berani namun juga memiliki sisi lembut kepada bawahannya tidak jarang bertinngkah konyol.  Ia dijuluki zombie di kalangan rekannya karena selalu bisa hidup dan selamat setelah bertarung berkali-kali.

Lihat Film Selengkapnya

Drama Chief Detective 1958 berhasil mencuri atensi penggemar drakor. Selain mengusung latar yang unik, yaitu era tahun 1950-an, kasus-kasus yang harus dipecahkan oleh unit kepolisian ini pun cukup menantang dan bikin kagum.

Di balik keterbatasan alat-alat canggih, Park Yeong Han (Lee Je Hoon) dan tim unit 1 memakai tips dan trik jitu untuk menangkap para pelaku kajahatan, termasuk penjahat profesional. Penasaran apa dan bagaimana tipsnya? Simak ulasan di bawah ini!

Selalu tegakkan keadilan di manapun dan kapanpun, meski hari libur

Menegakkan keadilan di mana pun dan kapan pun, memang menjadi tugas aparat negara. Namun, beberapa oknum malah lepas tangan jika terjadi kejahatan pada saat hari liburnya.

Untungnya Yeong Han sebagai anggota kepolisian unit 1 ini sangat bertanggung jawab. Meskipun sedang liburan dan jalan-jalan dengan istri, ia dengan sigap melerai pertikaian yang dilakukan oleh beberapa warga. Dirinya juga dengan cepat menindaklanjuti korban pembunuhan yang terjadi di hari yang sama, padahal ia bisa menyerahkan kasus ini ke koleganya dan beristirahat untuk hari itu.

Jika saja banyak polisi yang bisa menegakkan keadilan seperti ketua Yu Dae Cheon (Choi Duk Moon), Yeong Han, Kim Sang Sun (Lee Dong Hwi), Jo Gyeong Hwan (Choi Wu Soon), dan Heo Jeong, pasti negara akan aman sejahtera. Mana ada penjahat yang berani?

Baca Juga: 4 Teknologi Investigasi Modern ini Belum Ada di Chief Detective 1958